Langsung ke konten utama

Contoh catatan wali kelas dengan kelebihan siswa

 Kata kata atau catatan wali kelas pada evaluasi hasil belajar raport


Akhir dari pembelajaran dengan evaluasi nilai raport, pada artikel sebelumnya pada catatan wali kelas menulis kata kata bijak di akhir semester, saya anggap biasa selain itu Paling sibuk jadi wali kelas (sebenarnya) paling mumet adalah saat mengisi nilai raport,   karena saya termasuk guru yang tidak betah duduk lama. Namun demikian saya sangat menikmati saat mengisi kolom 'catatan wali kelas'. Biasanya kebanyakan wali kelas mengisinya dengan praktis simpel  Seperti: 


'Tingkatkan belajarmu'


'Pertahankan prestasimu'


'Dan lain-lain'

 Bahkan ada juga wali kelas mengosongkan catatan, 

Lalu pada catatan raport semester daya ini sengaja saya  menulis sebuah deskripsi berisi tentang kelebihan siswa atau kutipan pribahasa untuk memotivasi siswa


'Kamu anak yang cerdas, punya keingintahuan yang luar biasa,  jika kamu bisa memanfaatkannya dengan baik suatu hari kelak kamu akan menjadi pribadi yabg sukses.'


'Kamu anak yang aktif, suka hal-hal yang baru dan tidak pernah bisa diam itu menunjukkan kamu anak yang enerjik  (ini untuk anak yang selalu ribut dan suka berkeliaran di kelas).


'Kamu anak yang sopan, baik dan pandai menjaga perasaan teman terutama guru' (biasanya anaknya pendiam).


'Kamu anak paling rapi dan bersih. Ibu dan teman-temanmu sangat menyukaimu karena hal itu.'


Dan masih banyak catatan-catatan lain yang saya sesuaikan dengan kepribadiannya masing-masing. Tidak sulit menuliskan kelebihannya sebab setiap anak memang punya kelebihan masing-masing, sebandel-bandelnya anak, kalau kita mau jujur pasti punya kelebihan. 


Bahkan jika menemui  anak didik perempuan yang omongannya kasar, hampir tiap hari melawan guru, jarang hadir, suka bolos, jangan tanya soal kemampuan belajar. Hasilnya hampir nol. Pokoknya hampir sulit mengungkapkan apa kelebihannya. Mungkin satu-satunya hanya ia terlihat cantik. Lalau di tulis:


'Kamu anak yang cantik. Mirip artis  Agnes Mo. Ibu sangat mengidolakannya. Semoga ibu pun bisa mengidolakanmu sebagai siswa yang mampu berhasil seperti Agnes mo di suatu hari kelak.' 


Hasilnya?


Mereka senyum-senyum GR membacanya. Karena mereka tahu itu jujur tentang mereka. Yang pintar, yang (maaf) mungkin sering kita bilang bodoh, yang baik, yang bandel, yang pendiam semuanya tampak bahagia membaca ada dua baris kalimat pengakuan tentang diri mereka. Saya tidak dengar ada yang bahas nilai matematika, bahasa inggris dan lain-lain. Semua sibuk saling bertanya: 


"Apa yang ibu tulis untukmu?"


"Catatan kamu apa isinya?"


"Cieee, kamu dibilang anak yang pemurah hati dan gak pelit. Tapi bener sih. Kamu selalu kasih minjam tipex ke aku."


Bahkan anak yang usil berkata: 


"Ah, ibu wali kelas bohong tuh bilang kamu baik. Baik darimana, dari Hongkong? Perasaan kamu paling bandel di kelas." 


"Enak aja, emang aku sebenarnya baik kok, tapi tergantung gurunya."


Lalu di semester dua karena waktu mepet saya tidak sempat menuliskan deskripsi kelebihan mereka lagi. Saya pikir biasa aja. Tahu-tahu semua protes. 


"Bu, kok gak ada catatannya?"


"Ah, gak seru Bu. Enam bulan aku cuma mau nunggu itu."


Bahkan yang juara satu berkata:


"Yaaah, padahal itu yang aku tunggu-tunggu, Bu. Kalau nilainya sih udah bosan lihatnya. Dan segitu-gitu aja. Kami kumpul lagi ya Bu raportnya, biar ibu isi catatannya."


 Ternyata anak-anak meresponnya lebih dari sekedar yang saya bayangkan. Mereka menginginkannya. 


Akhirnya saya mulai berpikir dan mengambil kesimpulan sendiri bahwa anak-anak lebih membutuhkan sebuah pengakuan tentang diri mereka daripada sebuah nilai. Mereka butuh pujian yang jujur. 


Saya justru takut selama ini anak-anak didik saya sebenarnya haus akan sebuah pengakuan hal baik tentang diri mereka. Sejak itu setiap jadi wali kelas selalu saya tuliskan tentang kelebihan mereka. Dan reaksi semua murid selalu sama. Tampak bahagia. Senang. Dan bangga. 


Bahkan saya mulai menerapkannya tidak hanya di catatan raport, tapi sebisa mungkin di setiap penilaian soal. Atau dalam interaksi sehari-hari.  Semisal lebih banyak mengajak mereka ngobrol (di luar dari pelajaran) lalu diselipkan pengakuan-pengakuan kebaikannya. Misal:


"Eh, serius lho, Ibu paling suka tiap kali lihat kamu habis jajan sampahnya langsung di taruh ke tong sampah."


"Entah kenapa Ibu kok bangga ya punya murid kayak kamu yang suka meminjamkan pulpen sama Tipe-X ke teman-teman. Pasti kamu nanti akan jadi orang yang penolong."


"Ya ampuuun, suara kamu lagi teriak di kelas merdu banget. Mau gak Ibu angkat jadi semacam Jubir Ibu. Jadi nanti kalau ada apa-apa yang mau Ibu sampaikan, kamu yang menyampaikannya ke teman-temanmu."

(Untuk hal seperti ini, suruh yang paling ribut dan gak mau diam. Sehingga si anak merasa dipercaya mampu melakukan sesuatu sesuai kemampuannya). 


Banyak lagi yang lain. Masalahnya terkadang kita terlanjur sewot dan dongkol sama anak yang bandel, hingga ogah rasanya mau muji-muji. Jangan, Bu. Mereka punya porsi yang sama untuk kita senangi. Punya hak yang sama untuk disayangi. 


Hal ini sebenarnya tidak hanya bisa diterapkan oleh seorang guru pada murid. Orangtua kepada anak juga bisa. Terutama ibu yang banyak berinteraksi dengan anak. Yuk mari yuuuuk ...  kita lebih membuka diri membaca kelebihan sang anak dan tidak gengsi mengakuinya.  Tidak melulu membicarakan kelemahan mereka. Kelebihan di sini bukan semata-mata tentang prestasi ya, Bu. Melainkan cenderung ke sifatnya sehari-hari.

_____

Edit by Ani Nurdiana

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak

  Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak angkatan 3 tahun 2021 Pergi ke pasar membeli itik Pulangnya membeli mangga Disini tempat pengajar praktik tempat orang hebat semua... Makan coklat di tepi pantai Tapi sayang bau terasi Kegiatan diklat telah usai Saatnya untuk beraksi Muncul virus dari Wuhan Jangan lupa menjaga kesehatan Empat hari kita berteman Tapi sayang belum berjabat tangan Nanam tomat di tanah miring Ke ladang bawa piring tetap hebat pembelajaran daring Walau pinggang jadi miring Pak tani menanam tomat Lahannya tanah miring Bapak/Ibu  tetap HEBAT Walau pembekalannya via DARING Ikan tenggiri bahan untuk buat tekwan. Makanan wong Palembang. Memang penjelasan Bu Dewi lembut dan menawan. Pasti kami akan ingat dan terkenang. Jika tuan Guru hendak silat berdebat Mari mencari ikan tapah ke Sungai Pawan Halo Ibu/Bapak Guru CPP GP yang sungguh hebat Mari kita sukseskan program GP ini demi Transformasi pendidikan. buah durian enak dimakan ditema

Polinomial metode substitusi dan metode Horner

Mencari Nilai Suku Banyak Menggunakan Metode Dan Metode Horner   Haii.. swmangat pagi Topik kali ini adalaahhhh…. tentang polinominal. Polinominal atau suku banyak memiliki berbagai macam metode dalam proses pencarian hasil dan sisanya. Dan 2 metode yang ada di polinominal adalah metode subtitusi dan metode Horner yang mana akan saya bahas kali ini. Pasti kalian akan merasa mudah dengan salah satu metode yaitu metode subtitusi.  Coba deh contoh soal dibawah ini...  selalu ada beberapa cara dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan. Oke langsung saja ke pembahasan mengenai polinominal. Polinomial metode substitusi dan Horner Metode Substitusi Persamaan suku banyak f(x) mempunyai bentuk yang umum seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Nilai suku banyak pada titik x = k bisa diperoleh dengan mengganti nilai x dengan k lalu menghitungnya dengan cara aljabar yang biasa misalkan nilai polinomial dari  f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13 dengan x=-7.   Maka f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13   f(

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh pada Kurikulum Merdeka

 Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting dari pada sebatas hasil akhir. kita sebagai pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, Ide-Ide Penerapan Pola Pikir  Bertumbuh (Growth Mindset) Pola pikir bertumbuh (growth mindset) digagas oleh Carol S. Dweck dari Stanford University. Seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Sementara seseorang yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap, tidak bisa berubah. berikut uraian ide penerapan pola pikir bertumbuh a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang