Langsung ke konten utama

Rangkuman Teori belajar dan implikasinya

 

Teori Belajar

Anda pasti sudah sering mendengar mengenai istilah teori belajar. Teori belajar sendiri didefinisikan sebagai metode yang menggambarkan bagaimana seseorang melakukan proses belajar. Pada bahan belajar ini, akan dibahas 4 jenis teori belajar, meliputi:

1. teori belajar behavioristik, 

2.teori belajar kognitif,

3. teori belajar konstruktivistik, dan 

4.teori belajar humanistik.

lalu apa teori tersebut , kita lihat rincian dari teori belajar 

1. Teori belajar behavioristik

Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons. Stimulus adalah sesuatu apa saja yang diberikan oleh guru kepada peserta didik, dan respon berupa reaksi atau tanggapan yang dihasilkan oleh peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Penguatan (reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. 

Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement) maka respons juga akan menguat.

Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas belajarnya.

aplikasi teori belajar behavioristik sangat cocok untuk perolehan kemampun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya sehingga model yang paling cocok adalah Drill dan Practice, contohnya: dimanfaatkan di pendidikan anak usia dini, TK untuk melatih kebiasaan baik, karena anak-anak sangat mudah meniru perilaku yang ada dilingkungannya dan sangat suka dengan pujian dan penghargaan. Sedangkan untuk pendidikan menengah dan pendidikan tinggi teori behavioristik ini banyak digunakan antara lain untuk melatih percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya

2. Teori Belajar kognitif

Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan 

pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang memiliki pengetahuan 

dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. 

Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru 

beradaptasi dengan struktur.

kognitif yang telah dimiliki seseorang. Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan 

dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan 

dengan lingkungan. Proses ini tidak terpatah-pata, terpisah-pisah, tapi melalui 

proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keterlibatan peserta didik secara aktif 

amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu 

mengkaitkan pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki 

peserta didik. Materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika 

tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan individual pada diri peserta didik 

perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar 

peserta didik.

3. Teori Belajar Konstruktivistik

Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya,memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya secara luas.

Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.

Contoh pembelajaran matematika berbasis konstruktivisme diungkapkan 

Uba Umbara (2017) yaitu pada materi segi empat dalam menentukan keliling 

persegi panjang, adalah sebagai berikut.

a. Sediakan huruf A, B. C dan D pada kertas ukuran A4. 

b. Sediakan rol meteran dengan panjang minimal 50 meter.

c. Ajak siswa ke lapangan yang ada di sekolah, misalnya lapangan basket. 

Lapangan basket merupakan contoh persegi panjang. 

d. Satu orang siswa diminta untuk berjalan mengelilingi lapangan bola basket. 

Selanjutnya siswa tersebut untuk menaruh huruf yang telah disediakan 

sebelumnya. 

e. Dua orang siswa diminta untuk mengukur panjang dari titik A ke titik B, dari titik 

B ke titik C, dari titik C ke titik D dan dari titik D ke titik A. sementara siswa lain 

diminta untuk menulis panjang/jarak dari masing-masing titik tersebut. 

f. Setelah diketahui panjang masing-masing titik, mintalah masing-masing siswa 

untuk menjumlahkan hasil pengukuran. Sehingga di dapat penjumlahan : 28 + 

15 + 28 + 15 = 86

g. Setelah itu, minta siswa untuk menyederhanakan penjumlahan tersebut, 

sehingga di dapat (2 x 28) + (2 x 15) = 86.

h. Guru memberikan penjelasan tentang arti panjang dan lebar. Sehingga 

penyederhanaan penjumlahan tadi bisa diganti menjadi 2P + 2L = K


4. Teori Belajar Humanistik

Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses 

belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan dirinya sendiri. 

Teori humanistik bersifat eleksitk, maksudnya toeri ini dapat memanfaatkan teori apa 

saja asal tujuannya tercapai.

Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa 

untuk berpikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan 

keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Semua komponen pendidikan termasuk 

tujuan pendidikan diarahkan pada terbentuknya manusia yang ideal, manusia yang 

dicita- citakan, yaitu manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri. Untuk itu, sangat 

perlu diperhatikan bagaimana perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan 

dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi diri.



Postingan populer dari blog ini

Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak

  Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak angkatan 3 tahun 2021 Pergi ke pasar membeli itik Pulangnya membeli mangga Disini tempat pengajar praktik tempat orang hebat semua... Makan coklat di tepi pantai Tapi sayang bau terasi Kegiatan diklat telah usai Saatnya untuk beraksi Muncul virus dari Wuhan Jangan lupa menjaga kesehatan Empat hari kita berteman Tapi sayang belum berjabat tangan Nanam tomat di tanah miring Ke ladang bawa piring tetap hebat pembelajaran daring Walau pinggang jadi miring Pak tani menanam tomat Lahannya tanah miring Bapak/Ibu  tetap HEBAT Walau pembekalannya via DARING Ikan tenggiri bahan untuk buat tekwan. Makanan wong Palembang. Memang penjelasan Bu Dewi lembut dan menawan. Pasti kami akan ingat dan terkenang. Jika tuan Guru hendak silat berdebat Mari mencari ikan tapah ke Sungai Pawan Halo Ibu/Bapak Guru CPP GP yang sungguh hebat Mari kita sukseskan program GP ini demi Transformasi pendidikan. buah durian enak dimakan ditema

Polinomial metode substitusi dan metode Horner

Mencari Nilai Suku Banyak Menggunakan Metode Dan Metode Horner   Haii.. swmangat pagi Topik kali ini adalaahhhh…. tentang polinominal. Polinominal atau suku banyak memiliki berbagai macam metode dalam proses pencarian hasil dan sisanya. Dan 2 metode yang ada di polinominal adalah metode subtitusi dan metode Horner yang mana akan saya bahas kali ini. Pasti kalian akan merasa mudah dengan salah satu metode yaitu metode subtitusi.  Coba deh contoh soal dibawah ini...  selalu ada beberapa cara dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan. Oke langsung saja ke pembahasan mengenai polinominal. Polinomial metode substitusi dan Horner Metode Substitusi Persamaan suku banyak f(x) mempunyai bentuk yang umum seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Nilai suku banyak pada titik x = k bisa diperoleh dengan mengganti nilai x dengan k lalu menghitungnya dengan cara aljabar yang biasa misalkan nilai polinomial dari  f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13 dengan x=-7.   Maka f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13   f(

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh pada Kurikulum Merdeka

 Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting dari pada sebatas hasil akhir. kita sebagai pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, Ide-Ide Penerapan Pola Pikir  Bertumbuh (Growth Mindset) Pola pikir bertumbuh (growth mindset) digagas oleh Carol S. Dweck dari Stanford University. Seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Sementara seseorang yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap, tidak bisa berubah. berikut uraian ide penerapan pola pikir bertumbuh a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang