Langsung ke konten utama

TEKNIK EVALUASI DAN ASESMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Evaluasi dan Asesmen Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
merupakan salah satu hal yang teramat penting untuk dilakukan. Dengan adanya
evaluasi pembelajaran maka seorang tenaga pendidik ataupun pihak lain yang
peduli terhadap pembelajaran dapat mengetahui apa sajakah kelebihan dan
kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Evaluasi pembelajaran ini dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan
untuk melakukan pembenahan terhadap segala hal yang telah dilakukan selama
pembelajaran. Terutama mengenai apa saja hal yang harus dihilangkan atau
dikurangi pada saat pembelajaran yang telah berlangsung. Maksudnya di sini
adalah dengan mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang telah dilakukan pada
kegiatan pembelajaran terdahulu maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk
dapat melakukan pembenahan terhadap kegiatan pembelajaran pada rencana yang
akan datang. Kegiatan evaluasi pembelajaran ini sangat penting untuk dilakukan
oleh semua tenaga pendidik, salah satu di antaranya adalah tentang “evaluasi
pembelajaran matematika”.
Evaluasi pembelajaran matematika harus direncanakan sebagai bagian integral
dari kurikulum selama perencanaan kurikulum, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, perlu
diterapkannya teknik evaluasi dan asesmen pembelajaran dalam bidang
matematika. Secara umum, teknik evaluasi yang di digunakan adalah teknik
pengujian dan non pengujian. Instrumen yang paling umum digunakan untuk
mengevaluasi kinerja siswa di kelas matematika adalah tes.
Sebagian besar tujuan instruksional berkaitan dengan domain kognitif dan
dapat dievaluasi dengan tepat dengan bantuan item tes langsung. Misalnya, tes

dapat mengevaluasi pengetahuan tentang konsep dasar, istilah, proses dan
hubungan dalam matematika, penerapan pengetahuan dan keterampilan
matematika dalam pemecahan masalah, keterampilan berhitung, menggunakan
instrumen, menggambar angka, grafik, serta berpikir analitis. Tetapi ada aspek
penting lain dari pembelajaran matematika yang tidak dapat dievaluasi dengan
bantuan tes.


B. Asesmen pembelajaran
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran. Tujuan utama dari asesmen adalah untuk meningkatkan
kualitas belajar siswa, bukan sekedar untuk penentuan skor (grading). Oleh
karena itu asesmen dimaksudkan sebagai suatu strategi dalam pemecahan masalah
pembelajaran melalui berbagai cara pengumpulan dan penganalisisan informasi
untuk pengambilan keputusan (tindakan) berkaitan dengan semua aspek
pembelajaran (Cole & Chan, 1994). Proses dari asesmen biasanya memerlukan
tingkat pemikiran analitis lebih tinggi daripada pengukuran kemampuan. Asesmen
pembelajaran biasanya memerlukan serangkaian upaya untuk menjawab
pertanyaan yang spesifik. Misalnya, seorang guru ingin mengungkap
permasalahan matematika apa yang dihadapi oleh seorang siswa, dan bagaimana
cara membantu siswa tersebut agar kemampuannya dapat berkembang secara
optimal. Tentu saja guru itu harus mengumpulkan banyak informasi mengenai
siswa tersebut seotentik mungkin melalui proses asesmen. Informasi seperti ini
sangat membantu guru mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa
sebelum ia memutuskan tindakan yang akan dilakukan untuk membantu siswa
tersebut. Di lain pihak, asesmen dipandang sebagai kegiatan yang biasa dilakukan
terpisah dari pembelajaran dan umumnya dilakukan melalui tes pencapaian
(achievement test). Tes seperti ini biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa. Banyak argumen yang
menyatakan bahwa tes pencapaian sampai sekarang ini masih relevan untuk
mengukur hasil dari proses belajar dan menentukan siswa dalam kegiatan
remediasi sebagai upaya penuntasan belajar. Tulisan ini akan mereviu
perkembangan asesmen yang dilatarbelakangi paradigma lama berwarnakan
behaviorism dan pengukuran ilmiah (scientific measurement) menuju paradigma

5
baru bercirikan kognitivism dan konstruktivism serta asesmen otentik.
Pembahasan akan bermuara pada asesmen otentik yang merupakan kegiatan
terpadu dengan proses pembelajaran (on-going assessnent) untuk membantu siswa
belajar dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran.

Teknik Evaluasi Pembelajaran
Istilah teknik dapat diartikan sebagai “alat”. Jadi dalam istilah teknik evaluasi
hasil belajar terkandung arti alat–alat (yang digunakan dalam rangka melakukan)
evaluasi hasil belajar. Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam
mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil belajar
adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar
mengajar. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, dikenal adanya dua macam
teknik, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Dengan teknik tes, maka evaluasi hasil
belajar itu dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan
teknik non tes maka evaluasi hasil belajar dilakukan tanpa menguji peserta didik.
(Irawan, 2020)
Berikut ini beberapa tekhnik dalam evaluasi pembelajaran:
1. Teknik tes
Teknik tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes matematika adalah alat
pengumpul informasi tentang hasil belajar matematika. Alat tes tersebut berupa
pertanyaan atau kumpulan pertanyaan atau perintah yang biasanya dimulai dengan
kata: apa, berapa, bagaimana, mengapa, tunjukkan, buktikan, cari, tentukan,
hitung, selesaikan, sederhanakan, jabarkan, lukiskan, gambarkan, dan sebagainya.
Teknik tes dapat digolongkan ke dalam 3 cara, yaitu :
a. Tes Tertulis
Dalam tes tertulis, testi menjawab tes tersebut secara tertulis pada lembar
jawaban. Instrumen tes disampaikan secara lisan atau tertulis. Tes tertulis
sangat bermanfaat untuk mengetahui kemahiran testi dalam teknik menulis
yang benar, menyusun kalimat menurut kaidah bahasa yang baik dan

6
benar secara efisien, mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulisan
dengan kata-kata sendiri.
b. Tes Lisan
Dalam tes lisan, jawaban yang diberikan oleh testi dalam bentuk ungkapan
lisan. Instrumen yang digunakan disajikan dalam bentuk tulisan atau lisan.
Pada umumnya tes lisan berbentuk tanya jawab langsung secara lisan
antara tester dengan testi. Tes lisan ini sangat berguna bagi siswa untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pendapat atau buah pikirannya secara
lisan dan mengembangkan kemampuan berbicara.
c. Tes Perbuatan
Tes perbuatan menuntut testi untuk melakukan perbuatan tertentu. tes
perbuatan diberikan dalam bentuk tugas atau latihan yang harus
diselesaikan secara individual atau kelompok. Tes perbuatan bisa berupa
memperagakan apakah suatu bangun datar merupakan jaring-jaring kubus
atau bukan, menggambarkan suatu bangun ruang, membuat lukisan
dengan jangka, mistar, dan sebagainya.
2. Jenis Tes Menurut Tujuannya
a. Tes Kecepatan (Speed Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan
berpikir (kognitif) atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik)
maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah
dipelajarinya. Waktu yang disediakan relatif singkat, sebab yang lebih
diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu
sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat, dan tepat
penyelesaiannya. Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya
adalah, tes intelegensi dan tes bongkar-pasang suatu alat.
b. Tes Kemampuan (Power Test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi testi dalam mengungkap
kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat
oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa
kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif

sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan
menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuan, menyangkut
daerah kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi.
c. Tes Pencapaian (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam
suatu kegiatan. Tes hasil belajar, baik itu tes harian (formatif) maupun tes
akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam suatu kurun waktu
tertentu.
d. Tes Kemajuan Belajar (Assesment Test)
Tes kemajuan belajar meninjau kondisi (keadaan) sebelum kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan. Tes awal (pre test), yaitu tes yang
dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui kondisi
awal testi dan tes akhir (post test) sebagai tes pencapaian. Kedua tes
tersebut disebut tes kemajuan belajar. Kedua tes tersebut dimaksudkan
untuk mengevaluasi kemajuan antara kondisi awal sebelum kegiatan
belajar mengajar dilakukan dan kondisi akhir sesudah kegiatan itu
dilaksanakan.
e. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik berarti tes yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan
untuk mencari dan meneliti kekuatan dan hambatan siswa dalam
memahami materi pelajaran yang telah disajikan.
f. Tes Formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk (kognitif, afektif, dan psikomotorik) setelah mengikuti suatu
program pengajaran. Tes formatif juga dikenal dengan istilah tes (ulangan)
harian.
g. Tes Sumatif
Tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa
dalam sejumlah materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.
Tes sumatif ruang lingkup materinya cukup banyak (luas) terdiri dari
beberapa pokok bahasan. Tes sumatif sering disebut tes akhir semester.

Tes sumatif yang dilaksanakan meliputi beberapa pokok bahasan sebelum
tes sumatif pada akhir semester disebut tes sub sumatif.

Teknik Asesmen Pembelajaran (Matematika)
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melengkapi informasi mengenai
kemampuan, disposisi, kesenangan, dan ketertarikan siswa dalam belajar
matematika(Herman, 2015). Beberapa cara seperti berikut ini bisa dilakukan
secara kombinasi.
1. Observasi
Pengamatan langsung mengenai tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran
sangat penting dalam melengkapi data asesmen. Walaupun secara alami kita
sering melakukannya, namun mengobservasi melalui perencanaan yang matang
dapat membantu meningkatkan keterampilan mengobservasi. Misalnya, akan
sangat bermanfaat apabila merencanakan apa yang akan diobservasi pada kegiatan
pembelajaran besok. Bagaimanakah Tono bekerja dan sampai pada suatu
jawaban? Siswa yang mana yang belum paham? Apakah Joni mendengarkan
temannya berargumentasi? Apakah Doni berpartisipasi aktif dalam kelompok?
Bagaimana upaya Toto untuk sampai pada jawaban?
Dari kegiatan observasi semacam ini guru dapat memperoleh gambaran mengenai
sikap dan disposisi terhadap matematika. Pada saatnya nanti informasi seperti ini
diperlukan untuk mendorong siswa bekerja atas kelebihan-kelebihan yang
dimilikinya dan mencoba dan juga menyadari akan kelemahannya. Catatan guru
mengenai hasil observasi berguna bukan saja sebagai anecdotal records untuk
keperluan asesmen dan perencanaan pembelajaran, namun diperlukan dalam
menentukan tindakan yang harus dilakukan segera ketika guru mempresentasikan
konsep baru.

Bertanya
Observasi adalah berkomplemen dengan bertanya. Mengajukan pertanyaanpertanyaan ketika mengobservasi pembelajaran akan memperlengkap informasi
yang diperlukan mengenai siswa. Misalnya ketika seorang siswa menunjukkan
dengan kalkulator bahwa 1/9 adalah sama dengan 0,11111, guru dapat
menggunakan teknik bertanya yang baik sehingga siswa itu dapat menyimpulkan
sendiri bahwa 1/9 tidak sama dengan 0,11111. Jika seorang siswa menghadapi

suatu keselitan pdahal ia diketahui oleh guru temasuk siswa yang percaya diri dan
memiliki kemampuan dalam matematika, maka guru dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi siswa itu menggunakan pertanyaan. Pertanyaan
langsung seperti “Apa yang tidak kamu pahami?”, tampaknya tidak akan banyak
membantu, namun serentetan pertanyaan yang sifatnya menggiring siswa untuk
mengemukakan argumentasi dan permasalahan akan lebih membantu dalam
melokalisasi jenis kesulitan yang dialaminya.
3. Wawancara
Wawancara adalah kombinasi dari bertanya dan observasi, biasanya dilakukan
dengan seorang siswa di suatu tempat yang tenang. Cara ini merupakan cara yang
handal untuk mempelajari bagaimana seorang siswa berpikir atau memberikan
perhatian khusus. Faktor kunci dalam melakukan wawancara adalah melaporkan
sesuatu yang diketahui guru mengenai siswa, menerima respon siswa tanpa
menghakiminya, dan mendorong siswa untuk bicara dan berargumentasi.
4. Tugas
Dalam pembelajaran matematika memberikan tugas dan latihan seringkali
dilakukan. Informasi tingkat pemahaman siswa tentang matematika dapat dilihat
dari tugas yang diselesaikannya. Oleh karena itu untuk tugas tertentu dapat
dirancang gradasi tugas mulai tugas sederhana sampai tugas yang kompleks.
5. Asesmen diri
Tidak mustahil siswa merupakan eveluator terbaik untuk pekerjaan dan
perasaannya sendiri. Bila siswa belajar mengases sendiri pekerjaannya ia akan
merasa bertanggung jawab atas kegiatan belajar yang dilakukannya. Bisa dimulai
misalnya dengan mengcek apakah pekerjaannya benar atau salah, menganalisis
strategi yang dilakukan siswa lain, dan melihat cara mana yang paling sesuai
dengan pemikirannya.
6. Sampel pekerjaan siswa
Yang termasuk pekerjaan siswa diantaranya tugas tertulis, proyek, atau produk
yang dibuat siswa yang dapat dikumpulkan dan dievaluasi. Yang penting yang
dapat dilihat dari pekerjaan siswa ini adalah apa dan sejauh mana siswa
mempelajari matematika.
7.Jurnal
Kemampuan komunikasi matematik secara lisan maupun tertulis merupakan
kompetensi penting dalam matematika. Cara sederhana untuk memulai melatih
siswa terampil berkomunikasi adalah menyuruh siswa untuk menulis apa yang
mereka pahami dan apa yang mereka tidak pahami mengenai matematika,
bagaimana perasaan mereka mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan, apa yang
telah dipelajari hari ini di kelas, atau apa yang mereka sukai dari matematika.
8. Tes
Melalui tes kita dapat memperoleh informasi dan petunjuk mengenai
pembelajaran yang telah dan yang harus dilakukan selanjutnya, daripada sekedar
menentukan skor. Sayangnya tes kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpikir mengapa suatu prosedur dapat diterapkan dan bagaimana mereka
memecahkan masalah, jika hasil tes lebih dipentingkan daripada bagaimana
mengerjakannya.
9. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan yang telah dilakukan oleh siswa. Di
dalamnya bisa termasuk tugas, proyek, jurnal, hasil tes, laporan, catatan guru, dan
sebagainya. Portofolio merupakan sumber informasi yang lengkap bagi guru
mengenai prestasi yang telah dicapai siswa. Selain itu portofolio memiliki nilai
tambah untuk siswa dalam mengases diri. Oleh karena itu sangat penting siswa
menuliskan tanggal dalam setiap entri portofolio. Hal ini dimaksudkan agar
mereka dapan melihat perkembangan yang terjadi terhadap dirinya dalam kurun
waktu tertentu. Hal penting lainnya adalah dokumen yang terkumpul dalam
portofolio dapat membantu siswa melihat dan menjelaskan kembali tugas yang
pernah dikerjakannya dan membuat refleksi dari pekerjaannya itu.

 Evaluasi Pembelajaran Matematika
Matematika adalah satu pelajaran yang sering kali menjadi pelajaran yang
paling menakutkan bagi para peserta didik. Karena memang saat mempelajari
matematika membutuhkan kekuatan otak kiri yang mampu menganalisis hitunghitung dengan tepat. Banyak di antara para pesreta didik tersebut yang akhirnya
menjadi minder dengan mata pelajaran yang satu ini, hasilnya matematika pun
dipelajari sebagai pelajaran yang ditakuti.


Dari permasalahan tersebut sebenarnya dapat menjadi sebuahbahan evaluasi
tersendiri bagi tenaga pendidik yang mengembangkan matematika. Evaluasi
pembelajaran matematika yang dimaksud di sini terutama terkait dengan
bagaimana cara penyampaian pembelajaran matematika yang abstrak tersebut
menjadi sebuah materi pembeljaran yang menyenangkan dan mudah dipahami
oleh peserta didik. Sehingga dengan hal ini seorang peseta didik akan lebih
senang terhadap pelajaran matematika. Atau secara garis besar tentang evaluasi
pembelajran matematika yang ada saat ini adalah tentang bagaiman seorang guru
dapat menyampaikan dan mengolah materi pembelajaran matematika yang
sedemikian rupa menjadi sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Evaluasi Pembelajaran Matematika Dalam Bentuk Kompetensi
1. Pemahaman
Kompetensi Pemahaman Ada berbagai jenis pemahaman matematik, yaitu
pemahaman mekanikal, induktif, rasional, intuitif, komputasi, fungsional,
instrumental, dan relasional. Indikator yang harus dimiliki siswa untuk
kemampuan pemahaman adalah: mengenal, mengingat, menerapkan,
algoritma, menduga, mengaitkan, menghitung, memberikan contoh.
Contoh instrumen tes : Tentukan HP dari 2x + 3 = 6.
2. Kompetensi Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir lebih tinggi daripada pemahaman. Dalam
penalaran ada unsur kompleksitas, yaitu proses lebih cermat, berbagai
aspek ditinjau, serta dampak diperkirakan. Indikator kemampuan
penalaran matematik adalah: menyimpulkan, menjelaskan, memperkirakan
proses dan solusi, menggunakan pola, kontra contoh, memeriksa,
memvalidasi, menyusun argumen, dan membuktikan. Contoh instrumen
tes: Jelaskan, mengapa sin 300 = 0,5.
3. Kompetensi Koneksi Kemampuan

Kompetensi koneksi kemampuan dalam matematika adalah kemampuan
untuk mengaitkan konsep/aturan matematika yang satu dengan yang
lainnya, dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan
nyata. Indikator kemampuan koneksi matematika adalah: mencari
hubungan, memahami hubungan, menerapkan matematik, representasi
ekuivalen, membuat peta konsep, keterkaitan berbagai algoritma dan
operasi hitung, membuat alasan tiap langkah pengerjaan matematik.
Contoh instrumen tes: Apakah persegi itu persegi panjang, atau persegi
panjang itu persegi? Jelaskan!
4. Kompetensi Investigasi
Kemampuan investigasi matematik adalah kemampuan yang berkenaan
dengan meneliti atau meyelidiki suatu pola-keteraturan, proses
matematika, algoritma, gambar-diagram-tabel. Indikator kemampuan
investigasi adalah: mengamati, menduga, mengoreksi, memvalidasi,
menemukan solusi. Contoh instrumen tes: Tentukan tiga suku berikutnya
dari barisan bilangan 0, 3, 8, 15, 24, …
5. Kompetensi Komunikasi
Kemampuan komunikasi adalah kemampuan siswa untuk
mengkomunikasikan ide matematik kepada orang lain, dalam bentuk lisan,
tulisan, atau diagram sehingga orang lain memahaminya. Indikator
kemampuan komunikasi matematik adalah: menyatakan situasi-gambardiagram ke dalam bahasa, simbol, idea, model matematika; menjelaskan
ide, situasi, dan relasi matematik secara lisan atau tulisan; mendengarkan,
berdiskusi presentasi, menulis matematika; membaca representasi
matematik; dan mengungkapkan kembali suatu uraian matematik dengan
bahasa sendiri. Contoh instrumen tes : Misalkan Anda menyajikan
pengertian himpunan sebagai kumpulan obyek yang didefinisikan dengan
jelas, padahal kata kumpulan berkonotasi lebih dari satu objek, sedangkan
anggota himpunan boleh hanya satu buah atau bahkan tidak mempunyai
anggota. Perbaikilah pengertian himpunan di atas sehingga akurat!

13
6. Kompetensi Observasi
Kemampuan observasi dalam matematika adalah kemampuan siswa untuk
mengamati fenomena atau suatu pola-keteraturan. Indikator kemampuan
observasi adalah: mengamati, menebak, memperkirakan. Contoh
instrumen tes: Gambarkan sebuah kubus ABCD.EFGH, tentukan besar
sudut antara AC dengan CF, jarak antara AG dengan BD, dan kedudukan
AG dengan bidang BDE.
7. Kompetensi Eksplorasi
Kemampuan eksplorasi adalah kemampuan menggali kembali konsepaturan (teorema, dalil, sifat) yang sudah diketahui untuk digunakan dalam
permasalahan yang dihadapi atau menggali pengetahuan baru dengan atau
tanpa bimbingan guru. Indikator kemampuan eksplorasi adalah:
mengingat, mengkaitkan, mengamati, meneliti, menggunakan,
menemukan. Contoh instrumen tes: Jika diketahui HP = {(2, 3, 4)} maka
tentukan sistem persamaan liniernya.
8. Kompetensi Inkuiri
Kemampuan inkuiri adalah kemampuan untuk menemukan konsep-aturan
matematika dengan melalui observasi, investigasi, dan eksplorasi.
Indikator kemampuan inkuiri memuat semua indikator pada kemampuan
observasi, investigasi, eksplorasi, dan menemukan (sesuatu yang baru)
bagi diri siswa. Contoh instrumen tes: Jika m dan n adalah gradien dari
dua buah garis (lurus) yang saling tegak lurus, buktikan bahwa m.n = -1,
dan tentukan pula hasil kali gradien garis horizontal dengan garis vertikal.
9. Kompetensi Konjektur
Kemampuan konjektur adalah kemampuan untuk membuat pernyataan
metematika yang bernilai benar berdasarkan observasi, investigasi,
eksplorasi, eksperimen, dan inkuiri. Kebenaran pernyataan tersebut belum
dibuktikan kebenarannya secara formal (umum), akan tetapi baru bersifat
tidak formal dengan contoh atau gambar. Indikator kompetensi konjektur
adalah indikator-indikator pada kemampuan observasi, investigasi,
eksplorasi, dan inkuiri. Contoh instrumen tes: Beberapa siswa menyatakan
bahwa bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dengan angka satu,

pernyataan tersebut tidak benar atau tidak tepat, silahkan buat pernyataan
sehinggga kebenarannya akurat.
10. Kompetensi Hipotesis
Kemampuan hipotesis adalah kemampuan menyusun jawaban sementara
terhadap pernyataan yang dikemukakan. Diterka atau ditolaknya hipotesis
tersebut tergantung dari hasil pengujian-pengujian yang sifatnya general.
Indikator kemampuan hipotesis adalah: menebak, menduga, membuktikan,
algoritma, validasi. Contoh Instrumen Tes: Jika 2 * 3 = 2, 4 * 5 = 4, 7 * 3
= 3, 8 * 8 =8, tentukan nilai dari 7 * 9 = ..., 4 * 1 = .... Jelaskan jawabanmu
secara matematik.
11. Kompetensi Generalisasi
Kemampuan generalisasi adalah kemampuan untuk membuat kesimpulan
yang bersifat umum. Kemampuan ini erat kaitannya dengan kemampuan
inkuiri dengan menerapkan cara berpikir deduktif, hasil generalisasi
misalnya adalah rumus, sifat, teorema yang diperoleh dengan cara
mengkonstruksi dari kondisi empirik-khusus mejadi suatu prinsip-aturan
yang bersifat umum. Indikator kemampuan generalisasi adalah: semua
indikator dari inkuiri, menyimpulkan, membuktikan, deduktif. Contoh
Instrumen Tes: Tentukan hasil penjumlahan dua bilangan berikut ini: 1 +
3, 5 + 3, 7 + 9, 5 + 5, 11 + 17, dst. Periksa kembali hasil hitunganmu,
kemudian buatkan kesimpulan dari perhitungan tersebut dan buktikan
secara matematik (deduktif).
12. Kompetensi Kreativitas
Kompetensi kreativitas matematika adalah kemampuan siswa untuk dapat
mencipkatan sesuatu (ide-gagasan-cara-metode-proses-produk) yang baruinovatif. Tahapan proses kreatifitas adalah persiapan (ide datang dalam
berbagai kemungkinan), inkubasi (pemahaman, kematangan terhadap ide),
iluminasi (tingkat inspirasi dan dikembangkan sehingga menjadi suatu
hasil, dan verifikasi (perbaikan dan penyempurnaan). Indikator kreatifitas
matematika adalah: kritis, logis, analitis, detail, sistematik, fleksibel,
orisinal, elaborasi, terbuka-divergen. Contoh Instrumen Tes: Tentukan dua
bilangan bulat yang jumlahnya -5.

15
13. Kompetensi Pemecahan Masalah
Masalah dalam matematika adalah persoalan yang tidak rutin, artinya carametode solusinya belum diketahui. Jadi pemecahan masalah adalah
mencari cara- metode melaui kegiatan mengamati, memahami, mencoba,
menduga, menemukan, dan meninjau kembali. Indikator kemampuan
pemecahan masalah adalah: mengamati, mengidentifikasi, emahami,
merencanakan, menduga, menganalisis, mencoba, menginterpretasi,
menduga, menemukan, menggeneralisasi, meninjau kembali. Contoh
Instrumen Tes: Selesaikan SPL: 1) 9x + 3y = 6, y = -3x + 2 2) 3x – 5y = 9,
3x = 5y + 11
2.4.2 Beberapa Rumusan Hasil Belajar Dengan Penilaian Tes Lisan, Tes
Projek, Tes Portofolio Dan Teman Sejawat.
1. Rumusan hasil belajar yang cocok di nilai dengan penilaian tes lisan
a. Kompetensi dasar:
Menjelaskan dan menentukan representasi bilangan dalam bentuk bilangan
berpangkat bulat positif dan negatif.
b. Indikator:
1. Siswa dapat menentukan bilangan dalam bentuk bilangan
berpangkat.
2. Siswa dapat menentukan bentuk bilangan berpangkat bulat positif
dan negatif.
3. Siswa mampu mengungkapkan representasi bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif.
Jawablah pertanyaan berikut secara lisan!
1. Guru: “Sebutkan lima bilangan yang termasuk bilangan berpangkat!”
Siswa: ......
2. Guru: “Manakah bilangan yang termasuk bilangan berpangkat bulat
positif atau negatif?”
Siswa: .......

16
3. Guru: “Coba jelaskan kembali bagaimana sebuah bilangan disebut
bilangan bulat berpangkat positif atau negatif!”
Siswa: ........
Rubrik penilaian

Pertanyaan

Aspek yang di nilai

Skor

1

Jika jawaban 3-5 bilangan yang disebut benar.
Jika jawaban 1-2 bilangan yang disebut benar.
Jika jawaban salah.

3 1 0

2

Jika klasifikasi bilangan yang disebutkan benar.
Jika salah

3 0

3

Jika penjelasan yang di ungkapkan lengkap
Jika kurang lengkap.
Jika tidak lengkap.

4 2 0

Skor maksimum

10

2. Rumusan hasil belajar yang cocok di nilai dengan penilaian tes portofolio.
a. Kompetensi dasar:
Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang, diagram lingkaran.
b. Indikator:
1. Dapat mengumpulkan data hasil penafsiran data dalam bentuk
tabel.
2. Dapat mengumpulkan data hasil penafsiran data dalam bentuk
diagram garis, batang, maupun lingkaran.
Tugas!
1. Amatilah aktifitas di lingkungan sekitar mu. Fokuskan pengamatan
terhadap cara penyajian bentuk-bentuk penyajian data.
2. Buatlah lembar kerja yang berisi tentang berbagai penafsiran data
dalam berbagai bentuk penyajian data (bentuk tabel dan diagram
garis,batang maupun lingkaran).
3. Sajikan data melaluintulisan dan buatlah kesimpulan.

4. Presentasikan data hasil pengamatan ke depan kelas.
5. Dokumentasikan hasil pengamatan ke dalam sebuah folder.
Rubrik Penilaian
Nama siswa : .........
Kelas : ........
Kriteria:
Sangat baik = 5
Baik = 4
Cukup = 3
Kurang = 2 atau < 2
3. Rumusan hasil belajar yang cocok dinilai dengan tes proyek
a. Kompetensi dasar:
Menyelesaikan masalah kontekstual yangbberkaitan dengan program inear
dua variabel.
b. Indikator:
1. Siswa dapat menulis masalah kontekstual dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
2. Siswa mampu meneliti dan membuat hasil observasi dari masalah
kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan
program linear dua variabel.
Tugas:
1. Lakukanlah sebuah pengamatan yang berkaitan dengan persamaan
linear dua variabel di lingkungan sekitarmu secara berkelompok.

No

Kategori

Skor

Alasan

1

Apakah portofolio lengkapmdan sesuai dengan yang
terencana.

2

Apakah lembar kerja sesuai.

3

Apakah tulisan hasil pengamatan fakta dan akurat.

4

Apakah kesimpulan yang di buat logis

2. Kumpulkan data tentang bagaimana masalah tersebut berhubungan
dengan program linear dua variabel, bagaimana cara seseorang tersebut
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan program linear dua
variabel tersebut. Dan analisislah apakah cara yang dilakukan itu
relevan dan akurat.
3. Buatlah laporan hasil Pengamatanmu dalam bentuk teks, berikan tema
yang sesuai.
Rubrik Penilaian

No

Aspek yang
dinilai

Kriteria

Skor

1

Judul/Tema

Apakah judul atau tema yang di buat sudah sesuai
dengan hasil pengamatan yang di lakukam

1

2

Rincian

Berbagai macam jenis masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan dengan program
linear dua variabel.

3

3

Keakuratan

Apakah cara penyelesaian masalah yang
berhubungan dengan program linear dua variabel
dalam kehidupan sehari-hari itu benar dan hasilnya
sesuai dengan pengerjaan masalah persamaan
linear dua variabel.

4

4

Ketepatan waktu
pengumpulan .

Mengumpulkan tugas sesuai dengan hari dan
tanggal yang telah di tentukan.

2

Skor Maksimum

10

4. Rumusan hasil belajar yang cocok di nilai dengan teman sejawat.
a. Kompetensi dasar:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan.
b. Indikator:
1. Siswa mampu menyebutkan masalah yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.

2. Siswa dapat menjelaskan masalah yang berkaitan dengan operasi
hitung bilangan bulat dan pecahan.
3. Siswa bisa menyelesaikan permasalahan tentang operasi hitung
bilangan bulat dan juga pecahan.


Tugas:
1. Analisislah permasalahan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
tersebut.
2. Selesaikanlah permasalahan operasi bilangan bulat dan pecahan
tersebut.
3. Tulis dan jelaskanlah hasil analisis dan hasil penyelesaian tersebut di
depan kelas.
Rubrik penilaian:

No

Aspek yang
dinilai

Kriteria

Skor

1

Analisis

bagaimana seorang siswa tersebut menganalisis
dengan tepat.

1

2

Penyelesaian

apakah siswa tersebut mampu menyelesaikan
permasalahan operasi hitung bilangan bulat
tersebut dengan benar.

2

3

Presentasi

Apakah siswa tersebut memberikan penjelasan
mengenai pemecahan masalah operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan tersebut dengan jelas,
lengkap dan tepat atau tidak

2

Skor Maksimal

5


Kesimpulan
Evaluasi dan Asesmen merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan pembelajaran. Informasi yang terkumpul melalui kegiatan asesmen
sangat diperlukan dalam mengambil keputusan pada saat pembelajaran dan
memonitor perkembangan siswa. Semua itu dilakukan tidak lain untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk menghimpun informasi dari kegiatan pembelajaran, mulai dari
pengamatan informal sampai ke pengukuran formal melalui tes kemampuan.
Menghimpun informasi mengenai kegiatan siswa belajar hanyalah salah satu
tujuan. Hal lain yang juga penting adalah untuk memperoleh informasi mengenai
disposisi siswa terhadap matematika. Semua informasi ini perlu dicatat agar lebih
mudah dianalisis dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti.
Evaluasi dan Asesmen dapat dimanfaatkan untuk beragam kepentingan terutama
yang berkaitan upaya meningkatkan kualitas kegiatan siswa belajar matematika.
Guru dapat menggunakannya untuk hal yang positif seperti mendorong siswa
menjadi pembelajar yang mandiri, membuat inovasi dalam pembelajaran, atau
untuk bahan laporan kepada orang tua siswa.


DAFTAR PUSTAKA
Cole, G. L. dan Chan, L. (1994). Teaching Princilples and Practice. New York:
Prentice Hall.
Herman, T. (2015). Asesmen Dalam Pembelajaran Matematika. MIPA Dan
Pembelajarannya
, 35(2), 1–18.
Irawan, I. (2020). Klasifikasi Model Dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Islamika,
12(1), 31–44. https://doi.org/10.33592/islamika.v12i1.406
Kusaeri, K. (2014). Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar Dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak

  Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak angkatan 3 tahun 2021 Pergi ke pasar membeli itik Pulangnya membeli mangga Disini tempat pengajar praktik tempat orang hebat semua... Makan coklat di tepi pantai Tapi sayang bau terasi Kegiatan diklat telah usai Saatnya untuk beraksi Muncul virus dari Wuhan Jangan lupa menjaga kesehatan Empat hari kita berteman Tapi sayang belum berjabat tangan Nanam tomat di tanah miring Ke ladang bawa piring tetap hebat pembelajaran daring Walau pinggang jadi miring Pak tani menanam tomat Lahannya tanah miring Bapak/Ibu  tetap HEBAT Walau pembekalannya via DARING Ikan tenggiri bahan untuk buat tekwan. Makanan wong Palembang. Memang penjelasan Bu Dewi lembut dan menawan. Pasti kami akan ingat dan terkenang. Jika tuan Guru hendak silat berdebat Mari mencari ikan tapah ke Sungai Pawan Halo Ibu/Bapak Guru CPP GP yang sungguh hebat Mari kita sukseskan program GP ini demi Transformasi pendidikan. buah durian enak dimakan ditema

Polinomial metode substitusi dan metode Horner

Mencari Nilai Suku Banyak Menggunakan Metode Dan Metode Horner   Haii.. swmangat pagi Topik kali ini adalaahhhh…. tentang polinominal. Polinominal atau suku banyak memiliki berbagai macam metode dalam proses pencarian hasil dan sisanya. Dan 2 metode yang ada di polinominal adalah metode subtitusi dan metode Horner yang mana akan saya bahas kali ini. Pasti kalian akan merasa mudah dengan salah satu metode yaitu metode subtitusi.  Coba deh contoh soal dibawah ini...  selalu ada beberapa cara dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan. Oke langsung saja ke pembahasan mengenai polinominal. Polinomial metode substitusi dan Horner Metode Substitusi Persamaan suku banyak f(x) mempunyai bentuk yang umum seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Nilai suku banyak pada titik x = k bisa diperoleh dengan mengganti nilai x dengan k lalu menghitungnya dengan cara aljabar yang biasa misalkan nilai polinomial dari  f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13 dengan x=-7.   Maka f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13   f(

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh pada Kurikulum Merdeka

 Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting dari pada sebatas hasil akhir. kita sebagai pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, Ide-Ide Penerapan Pola Pikir  Bertumbuh (Growth Mindset) Pola pikir bertumbuh (growth mindset) digagas oleh Carol S. Dweck dari Stanford University. Seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Sementara seseorang yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap, tidak bisa berubah. berikut uraian ide penerapan pola pikir bertumbuh a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang