Langsung ke konten utama

Pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan kurikulum 13

   
Pendidikan sejati ada ditangan keluarga




 Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak anak, di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapatkan pengaruh dari orang tua.  Karena itu keluarga merupakan lembaga tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lembaga pendidikan keluarga tidak memiliki program yang resmi seperti lembaga pendidikan sekolah karena di dalam keluarga anak mendapatkan pendidikan secara alami.
       Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak, kriteria anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali dikenalkan dengan nilai dan norma. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, karena antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik terdapat hubungan darah. Terutama ibu yang selalu melihat perkembangan anak sampai akhir hayat atau sebut saja ibu sejati.
   Ada hubungan yang erat antara keluarga dan sekolah. pendidikan dalam keluarga merupakan dasar pada pendidikan di sekolah. Lingkungan keluarga dan faktor-faktor luar sekolah secara luas berpengaruh terhadap peserta didik. Peserta didik hidup di kelas pada waktu sekolah relatif singkat, sebagian besar waktunya dipergunakan speserta didik dengan tinggal di rumah. Keluarga telah mengajarkan anak berbahasa, kemampuan untuk belajar dari orang dewasa, meningkatkan kualitas dan kebutuhan prestasi, kebiasaan bekerja dan perhatian terhadap tugas-tugas yang merupakan dasar terhadap pelajaran di sekolah. kecakapan dan kebiasaan di rumah merupakan dasar bagi proses belajar anak di sekolah.
       Suasana keluarga yang bahagia akan mempengaruhi masa depan anak baik di sekolah maupun di masyarakat, dalam lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkungan keluarga kelak. Pada intinya suasana dalam keluarga dapat mempengaruhi kehidupan anak di sekolah. Sebuah keluarga yang baik harus menciptakan rasa aman dan nyaman ketika anak berada di rumah. Orang tua harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Karena kasih sayang dari orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Dengan seperti itu anak akan termotivasi karena apabila nilainya tinggi tentu akan di sayang orang tua dan keinginannya akan di penuhi.
       Jumlah anggota keluarga dan fasilitas yang lengkap juga akan berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Keluarga yang jumlahnya banyak, otomatis orang tua akan sulit memberikan kasih sayang yang adil kepada anaknya dan fasilitas belajar anak pun sulit dipenuhi. Kekerasan dalam anggota keluarga juga akan mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah. Anak yang selalu mendapat tekanan dari anggota keluarga akan sulit berfikir dan takut-takut dalam bersosialisasi dengan teman-temannya. Terkadang anak yang mengalami kasus seperti ini suka berbuat kekerasan dan keributan dengan teman-temannya. Bahkan berontak kepada guru atau disekolah. Intinya anak yang di didik dengan kasih sayang akan menghasilkan anak yang cerdas secara emosional maupun pengetahuan.
 

                                        Gambar : kurikulum 13 pada pendidikan disekolah

   Pendidikan karakter yang sekarang dilakukan oleh pemerintah atau kurikulum 13/k 13 memprioritaskan peserta didik untuk aktif dikelas ataupun diluar kelas , sehingga peserta didik sudah memilki karakter baik maka akan semakin baik untuk memilki karakter sikap, keterampilan dan pengetahuan yang baik.
Jadi di era kekinian orang tua harus bersama-sama menciptakan hubungan keluarga yang harmonis agar berdampak positif pada perkembangan belajar anak di sekolah.
Sehingga pelibatan keluarga sangat penting disekolah selaku penyelenggara pendidikan kurikulum 13/k 13. 
         
#sahabat keluarga

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak

  Kumpulan pantun pengajar praktik /guru penggerak angkatan 3 tahun 2021 Pergi ke pasar membeli itik Pulangnya membeli mangga Disini tempat pengajar praktik tempat orang hebat semua... Makan coklat di tepi pantai Tapi sayang bau terasi Kegiatan diklat telah usai Saatnya untuk beraksi Muncul virus dari Wuhan Jangan lupa menjaga kesehatan Empat hari kita berteman Tapi sayang belum berjabat tangan Nanam tomat di tanah miring Ke ladang bawa piring tetap hebat pembelajaran daring Walau pinggang jadi miring Pak tani menanam tomat Lahannya tanah miring Bapak/Ibu  tetap HEBAT Walau pembekalannya via DARING Ikan tenggiri bahan untuk buat tekwan. Makanan wong Palembang. Memang penjelasan Bu Dewi lembut dan menawan. Pasti kami akan ingat dan terkenang. Jika tuan Guru hendak silat berdebat Mari mencari ikan tapah ke Sungai Pawan Halo Ibu/Bapak Guru CPP GP yang sungguh hebat Mari kita sukseskan program GP ini demi Transformasi pendidikan. buah durian enak dimakan ditema

Polinomial metode substitusi dan metode Horner

Mencari Nilai Suku Banyak Menggunakan Metode Dan Metode Horner   Haii.. swmangat pagi Topik kali ini adalaahhhh…. tentang polinominal. Polinominal atau suku banyak memiliki berbagai macam metode dalam proses pencarian hasil dan sisanya. Dan 2 metode yang ada di polinominal adalah metode subtitusi dan metode Horner yang mana akan saya bahas kali ini. Pasti kalian akan merasa mudah dengan salah satu metode yaitu metode subtitusi.  Coba deh contoh soal dibawah ini...  selalu ada beberapa cara dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan. Oke langsung saja ke pembahasan mengenai polinominal. Polinomial metode substitusi dan Horner Metode Substitusi Persamaan suku banyak f(x) mempunyai bentuk yang umum seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Nilai suku banyak pada titik x = k bisa diperoleh dengan mengganti nilai x dengan k lalu menghitungnya dengan cara aljabar yang biasa misalkan nilai polinomial dari  f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13 dengan x=-7.   Maka f(x)=6x³ + 43x² + 5x – 13   f(

Penerapan Pola Pikir Bertumbuh pada Kurikulum Merdeka

 Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting dari pada sebatas hasil akhir. kita sebagai pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, Ide-Ide Penerapan Pola Pikir  Bertumbuh (Growth Mindset) Pola pikir bertumbuh (growth mindset) digagas oleh Carol S. Dweck dari Stanford University. Seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan. Sementara seseorang yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap, tidak bisa berubah. berikut uraian ide penerapan pola pikir bertumbuh a. Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik. b. Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang