ESSAY Aspek implmentasi kurikulum merdeka
Pada sekolah penggerak titik poin nya ada di kepala sekolah dan tim
Komite pembelajaran sekolah penggerak, program sekolah penggerak terdapat
integrasi pendampingan konsultatif dari fasilitator, pelatihan dan pendampingan
kepala sekolah, tim komite dan guru pada satuan Pendidikan.
Satuan Pendidikan disekolah penggerak pada warga sekolah khususnya guru
dan kepala sekolah menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran, guru dan kepala
sekolah harus mampu mengimplementasikan merdeka belajar yang berpihak pada
peserta didik dan yang terpenting menjadi teladan bagi peserta didik.
Dalam implementasi kurikulum merdeka belajar
yang dicetuskan oleh pemerinta salah satunya opsi pemulihan pembelajaran dari
masa pandemic untuk tahun setelah pandemic 2024 menjadi penentu kebijakan
kurikulum berdasarkan evaluasi terhadap
kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran, evaluasi ini menjadi acuan untuk
kebijakan selanjutnya, nah,,,pada pemulihan inilah kurikulum merdeka belajar
diambil sebagai kebijakan pemulihan
kondisi dalam hal Pendidikan.
Merdeka belajar sudah mulai ditahun ini
2021/2022, pada saat ini sudah berjalan Angkatan 2 di seluruh Indonesia pada
program sekolah penggerak , sehingga sekolah penggerak yang terdaftra sebagai
sekolah penggerak harus melaksanakan implementasi kurikulum merdeka, pada
implementasi merdeka belajar sangat diharapkan oleh guru dalam menunjukkan
karakter masa depan anak dari 6 dimensi
profil Pancasila.
Pada kurikulum merdeka juga menawarkan
platform merdeka belajar, yang berisi materi atau bahan ajar, dan juga pada
kurikulum merdeka lebih terlihat sederhana namun relevan dengan keaadaan zaman
sekarang, yang p[aling hidup pada implemntasi kurikulum interaktif siswa lebih
dikembangkan sehingga peserta didik memilki akses lebih luas dan mengeksplore
potensi peserta didik masing masing.
Essay ini muncul berdasarkan hasil pengamatan
pada guru atau pendidik yang langsung menerapkan kurikulum merdeka disekolah
jenjang SMA khususnya SMA Tri Sukses lampung selatan , pada proses implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar
pada satuan pendidikan khususnya sekolah menengah atas (SMA) melalui
kegiatan-kegiatan IHT (In House Training) yang sangat gencar dilaksanakan untuk
mengejar target pencapaian sesuai rencana pemerintah. Dibalik upaya “kejar
tayang” implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ini, sebenarnya tersimpan kesempatan
dan tantangan yang patut disimak Untuk
memahami esensi Kurikum Merdeka Belajar.
Esensi
dari penerapan “Kurikulum Merdeka Belajar” sebenarnya dapat dirumuskan pada tiga
hal , yaitu: (1) penyederhanaan konten pembelajaran yang berfokus pada materi
esensial sesuai dengan elemen pencapaian mata pelajaran masing masing (2) pembelajaran yang berbasis pada proyek
yang kolaboratif, aplikatif dan (3) fleksibilitas dan penyelarasan /
penyesuaian dengan kearifan lokal dalam penetapan capaian pembelajaran (CP) dan
mata pelajaran melalui Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) yang
mengangkat profil “Pelajar Pancasila” dan pengenalan karakter pribadi peserta
didik.
Guru
sebagai pendidik sepakat hakikat yang diutaraka slogan oleh kihajar dewantara
Patrap Triloka yang dikenal
sebagai semboyan Ki Hajar Dewantara, seorang pemimpin yang dapat memberikan
teladan dan menjadi panutan, seorang pendidik juga harus mampu menumbuhkan semangat para siswanya
untuk terus menorehkan karya, seorang pendidik harus bisa memberikan dukungan,
bimbingan, atau arahan kepada seluruh siswanya.
Sejatinya
manusia bukanlah “mesin” atau “robot” yang digerakkan secara praktis. Meskipun
manusia saat ini mampu menciptakan teknologi yang menyerupai manusia melalui berbagai
model dengan kecerdasan buatan namun unsur kemerdekaan dan kebebasan
sebagaimana dijelaskan oleh beberapa tokoh pendidikan tetaplah semata menjadi
milik khas manusia sesuai kodrat manusia.
Menjadi
tanggung jawab guru sebagai pendidik untuk “menghamba pada murid” sebagai
bentuk imlementasi merdeka belajar, menurut saya sangat bijak arahan kurikulum
merdeka belajar pada zaman ini, kesiapan guru atau opendidik juga harus
memeliki pemikiran atau mindset terhadap perta didik tak hanya melulu tentang
pengetahuan tapia da karakter peserta didik yang harus dipegang sesuai dengan
budaya Indonesia yang suda disebutkan oleh baak Pendidikan kita.
Manusia telah “ditakdirkan” untuk memiliki kebebasan
dan kemerdakan, termasuk dalam dunia pendidikan. Maka, lahirnya “kurikulum
merdeka” kiranya dapat dipahami dalam (konteks) kebutuhan dasar manusia (peserta
didik) untuk memiliki dan mengembangkan “kemerdekaan” pribadinya sehingga kelak
mencapai taraf kedewasaan atau kematangan yang dibutuhkan dalam pekerjaan atau
profesi kehidupan yang dijalaninya. Sekolah
yang menerapkan kurikulum merdeka belajar harus siap dengan kebijakan
kurikulum inik karena harapan dari semua pihak baik pemerintah, guru dan orang
tua mendapatkan hasil yang maksimal, peserta didikmyang memeilki profil
Pancasila.
Implementasi kurikulum merdeka belajar mulai
diterapkan, setiap tahun berganti kurikulum, orang awam menyebutkan, “setiap
ganti Menteri ganti kurikulum ganti” , sehingga belum memahami kurikulum yang
sebelumnya ganti dengan kurikulum yang berbeda, namun seiring zaman kurikulum
perlu juga mengikuti perkembangan zaman terutama karakter peserta didik yang
harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. sekarang kurikulum merdeka
beljar diterapkan , namun yang harus
dipertahankan mewujudkan implementasi
merdeka belajar adalah basic value.
Oleh Ani Nurdiana